File:Pertunjukan wayang ringkang.jpg
Original file (5,760 × 4,306 pixels, file size: 4.36 MB, MIME type: image/jpeg)
Captions
Summary
[edit]DescriptionPertunjukan wayang ringkang.jpg |
English: Ada yang beda dari panggung pembukaan Festival Wayang 2020 di cihampelas walk bandung ,Tinggi jagat (tempat dalang bersembunyi) lebih tinggi dari biasanya, sekitar 160 centimeter. Sekelebat ujung kepala beberapa orang tampak lalu lalang di baliknya. Saat MC mempersilakan Wayang Ringkang untuk tampil, bukannya gunungan wayang yang muncul dari balik jagat, melainkan tiga wanita. Mereka berjalan ke depan jagat dan mulai menari. Ketiganya memperagakan gerakan wayang sambil sesekali mengenakan topeng merah, inilah wayang orang. Tarian mereka sesekali diikuti dengan suara tawa berwibawa, "Ha-ha-ha-ha" bak teriakan dalam lagu pembuka Wiro Sableng. Sembilan gunungan tiba-tiba muncul dari balik jagat, pertanda ganti babak. Kesembilan gunungan ini berwarna hijau dengan tiga lingkar merah di belakangnya. Setelah itu barulah prolog dibacakan beserta puluhan wayang golek. Adegan awal menggambarkan kehidupan yang semakin penuh konflik dan ketegangan. Puluhan wayang tiba-tiba muncul dengan suara gaduh bak tawuran. Yang mengherankan, puluhan wayang ini semuanya bergerak, mereka sedang tawuran. Belum lagi ada banyak wayang yang terlempar-lempar ke atas menjadi latar belakang. Semua adegan ini menjadi pembuka pementasan Wayang Ringkang oleh Ki Tatan Sugandi. Meski Ki Tatan adalah dalangnya, jangan salah, bukan berarti Ki Tatan memiliki puluhan tangan atau mampu menggerakkan puluhan wayang golek sekaligus. Ia dibantu oleh dalang lain, ya, pementasan Wayang Ringkang menggunakan lebih dari satu dalang. Ada banyak dalang yang terlibat salam pementasan .
Ada hal yang menarik dalam pementasan wayang ringkang di ciwalk bandung ini Biasanya pementasan wayang golek, gerakan wayang golek pasti dimainkan oleh satu dalang yang merangkap sebagai juru cerita. Paling banyak wayang golek dimainkan oleh tiga hingga lima dalang. Itu pun masing-masing dalam memainkan wayang golek yang menjadi ciri khasnya. Tapi di wayang ringkang, sang dalang hanya menjadi juru cerita sambil memainkan sejumlah alat musik, terutama kecrek dan tambur. Sementara yang memainkan wayang goleknya adalah puluhan dalang muda . Tidak kurang dari 20 anak muda memainkan puluhan wayang dalam setiap episode. Sehingga jika saat eposide perang, puluhan wayang saling serang dan saling pukul seperti di alam nyata. Terlebih dengan adanya letupan dan ledakan kecil serta kilatan api kepulan asap. Para penonton pun seperti melihat pertempuran yang nyata di Tegal Kurusetra. |
Date | |
Source | Own work |
Author | Kennykiley |
Licensing
[edit]- You are free:
- to share – to copy, distribute and transmit the work
- to remix – to adapt the work
- Under the following conditions:
- attribution – You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- share alike – If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same or compatible license as the original.
This photo was uploaded to Wikimedia Commons as part of a photography contest Wiki Cinta Budaya 2020
organized by Wikimedia Indonesia with the support of the Wikimedia Foundation. |
File history
Click on a date/time to view the file as it appeared at that time.
Date/Time | Thumbnail | Dimensions | User | Comment | |
---|---|---|---|---|---|
current | 11:14, 17 March 2020 | 5,760 × 4,306 (4.36 MB) | Kennykiley (talk | contribs) | Uploaded own work with UploadWizard |
You cannot overwrite this file.
File usage on Commons
There are no pages that use this file.
Metadata
This file contains additional information such as Exif metadata which may have been added by the digital camera, scanner, or software program used to create or digitize it. If the file has been modified from its original state, some details such as the timestamp may not fully reflect those of the original file. The timestamp is only as accurate as the clock in the camera, and it may be completely wrong.
Camera manufacturer | FUJIFILM |
---|---|
Camera model | X-T10 |
Exposure time | 1/250 sec (0.004) |
F-number | f/1.2 |
ISO speed rating | 320 |
Date and time of data generation | 19:52, 9 February 2020 |
Lens focal length | 56 mm |
Orientation | Normal |
Horizontal resolution | 72 dpi |
Vertical resolution | 72 dpi |
Software used | ACD Systems Digital Imaging |
File change date and time | 17:51, 17 March 2020 |
Y and C positioning | Centered |
Exposure Program | Manual |
Exif version | 2.2 |
Date and time of digitizing | 19:52, 9 February 2020 |
Meaning of each component |
|
Image compression mode | 4.8 |
APEX shutter speed | 8 |
APEX aperture | 0.5 |
APEX brightness | 0.87 |
APEX exposure bias | −1.67 |
Maximum land aperture | 0.5 APEX (f/1.19) |
Metering mode | Pattern |
Light source | Unknown |
Flash | Flash did not fire, compulsory flash suppression |
DateTime subseconds | 842 |
Supported Flashpix version | 1 |
Color space | sRGB |
Focal plane X resolution | 2,092 |
Focal plane Y resolution | 2,092 |
Focal plane resolution unit | 3 |
Sensing method | One-chip color area sensor |
File source | Digital still camera |
Scene type | A directly photographed image |
Custom image processing | Normal process |
Exposure mode | Manual exposure |
White balance | Auto white balance |
Focal length in 35 mm film | 84 mm |
Scene capture type | Standard |
Sharpness | Hard |
Subject distance range | Unknown |
Lens used | 56.0 mm f/1.2 |
Date metadata was last modified | 00:47, 18 March 2020 |
Unique ID of original document | 779F4B741B11743774562E1F6D4B371D |